
Financial anxiety
Uang sering jadi alasan orang bekerja keras. Tapi ironisnya, justru di puncak masa produktif — saat karier mulai stabil dan penghasilan meningkat — banyak orang malah merasakan tekanan besar terhadap keuangan. Fenomena ini dikenal dengan istilah financial anxiety, alias stres uang.
Mungkin kamu juga pernah merasakannya: jantung berdebar tiap buka aplikasi mobile banking, atau cemas tiap akhir bulan karena tagihan belum lunas meski gaji belum lama cair.
Apa Itu Financial Anxiety?
Financial anxiety adalah rasa cemas, takut, atau stres yang berlebihan terhadap kondisi keuangan pribadi.
Bukan cuma karena kekurangan uang, tapi juga karena ketidakpastian finansial, gaya hidup yang menekan, atau rasa bersalah saat mengeluarkan uang.
Menurut APA (American Psychological Association), 65% orang dewasa di bawah 35 tahun mengaku uang adalah sumber stres terbesar dalam hidup mereka.
Penyebab Financial Anxiety di Usia Produktif
- Tekanan sosial & gaya hidup
Media sosial membuat banyak orang membandingkan diri — melihat teman sebaya sudah punya rumah, mobil, atau jalan-jalan ke luar negeri bisa memunculkan rasa tertinggal. - Beban finansial keluarga
Generasi sandwich — harus menanggung kebutuhan orang tua dan anak sekaligus — jadi penyebab utama stres keuangan di usia 25–40 tahun. - Ketidakpastian ekonomi
Kenaikan harga, inflasi, PHK massal, hingga perubahan karier membuat banyak orang takut kehilangan stabilitas. - Kurangnya literasi finansial
Tidak paham cara mengatur pengeluaran, investasi, atau utang justru memperburuk kecemasan.
Dampak
Financial anxiety bukan cuma soal uang, tapi juga memengaruhi kesehatan mental dan fisik.
- Sulit tidur karena terus memikirkan tagihan.
- Produktivitas menurun akibat pikiran yang tak fokus.
- Hubungan sosial terganggu karena emosi mudah meledak.
- Penyakit fisik seperti sakit kepala, maag, hingga tekanan darah tinggi bisa muncul akibat stres jangka panjang.
Menurut studi dari CNBC Make It, financial anxiety bahkan bisa memicu perilaku kompulsif seperti belanja berlebihan untuk mengalihkan stres — yang justru memperburuk kondisi keuangan.
Tanda-Tanda Kamu Mengalami Financial Anxiety
- Merasa bersalah setiap kali berbelanja, bahkan untuk kebutuhan dasar.
- Menghindari pembicaraan soal uang.
- Sering memeriksa saldo meski tidak ada perubahan signifikan.
- Menunda keputusan finansial karena takut salah.
- Cemas berlebihan meski keuangan sebenarnya masih stabil.
Kalau beberapa tanda ini terasa familiar, mungkin saatnya kamu memperhatikan kesehatan finansial dan mental secara bersamaan.
Cara Mengatasi Financial Anxiety
- Kenali sumber kecemasanmu
Apakah karena pengeluaran berlebih, utang, atau ketidakpastian karier? Sadari masalah utamanya dulu. - Buat sistem keuangan sederhana
Pisahkan rekening kebutuhan, tabungan, dan hiburan. Otomatiskan transfer tabungan setiap gajian biar nggak terasa berat. - Batasi perbandingan sosial
Ingat, keuangan orang lain tidak bisa dijadikan tolok ukur kebahagiaanmu. Fokus ke progres diri sendiri. - Konsultasi dengan financial planner atau psikolog
Kadang stres uang bukan soal angka, tapi cara kita memandang uang. - Latih mindfulness finansial
Sadari setiap pengeluaran dan belajar menikmati hasil kerja keras tanpa rasa bersalah.
Baca juga: Ekonomi Global 2025: Krisis atau Peluang Baru?
Kesimpulan
Financial anxiety adalah masalah nyata di usia produktif, di mana ekspektasi sosial, tanggung jawab, dan ketidakpastian finansial bertemu dalam satu titik.
Namun, stres ini bisa dikelola dengan kesadaran diri, disiplin, dan dukungan profesional.
Uang memang penting, tapi kesehatan mental jauh lebih berharga. Karena pada akhirnya, tujuan memiliki uang adalah untuk merasa tenang — bukan justru terus merasa cemas.